KULIAH IMAN 2

Just another WordPress.com weblog

Isa Al Masih Menurut Al-Quran

 

 

 

Isa Al Masih Menurut Al-Quran

a.Dituipkan roh tuhan

“Sesungguhnya Al Masih, ‘Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya.” (Sura 4:171).

“Kami tiupkan ke dalam (tubuh)nya ruh dari Kami.” (Sura 21:91).

“Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami.” (Sura 66:12).

Al-Masih bukanlah manusia biasa, tetapi Roh Tuhan yang berinkarnasi ke dalam tubuh manusia. Jadi, Dia dilahirkan dari Roh Allah dan perawan Maryam. Sebaliknya, Muhammad dilahirkan dari hubungan sepasang ayah dan ibu, sama seperti manusia lainnya. Dia tidak dilahirkan dari Roh Allah.

b.Kalimat yang berinkarnasi

Allah sendiri memberitahukan kepada Maryam tentang kelahiran Al-Masih dengan menyebut Isa “kalimat (yang datang) daripada-Nya.” Semua nabi telah mendengar Firman Allah dan menuliskannya dengan sungguh-sungguh. Bagi Al-Masih, Dia tidak hanya mendengar Firman Allah, tapi diri-Nya sendiri juga adalah merupakan inkarnasi Firman Allah yang agung. Di dalam diri-Nya terdapat kuasa yang penuh atas Firman Allah untuk mencipta, menyembuhkan, mengampuni, menghibur, dan memperbaharui. Mengenai fakta yang unik ini, Allah terlebih dahulu telah memberitahu kelahiran Al-Masih kepada Maryam secara pribadi, mengkonfirmasikan dia kenyataan atas keajaiban yang besar itu.

“Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih ‘Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah),” (Sura 3:45).

Kesimpulan: Jika Al Masih adalah kalimat maka tiada beda antara perbuatan dan perkataannya. Ahli-ahli agama Islam al-Tabari, al-Baidawi, dan al-Zamakhshari setuju bahwa julukan “paling suci” berarti tidak bersalah dan tidak berdosa. Sebelum Al-Masih dilahirkan, inspirasi ilahi menyatakan bahwa orang yang akan dilahirkan dari Roh Allah akan selalu hidup suci, tanpa satu dosa pun. Tidak perlu diadakan penyucian hati-Nya, karena diri-Nya sendiri adalah suci. Anak Maryam tidak hanya mendengar Kalimat Allah; diri-Nya sendiri adalah Kalimat Allah. Tidak ada perbedaan antara perbuatan-Nya dan perkataan-Nya(Jika tiada beda antara perbuatan dengan perkataannya maka (1.dia tidak perlu menulis Alkitab sudah cukup, 2. Penulisan alkitab memang memberikan kesaksian akan kata-kata Yesus, itupun sudah cukup) dia tetap selalu tidak bersalah dan tidak berdosa. Di lain pihak, kita membaca dalam Al-Qur’an bahwa Anak Maryam akan menjadi yang “paling suci” sejak saat Dia dilahirkan; malaikat berkata kepadanya:

Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci” (Sura 19:19). Jadi, Al-Masih dipenuhi oleh Firman Allah. Dia tidak mengucapkan kalimat lain selain kata-kata yang berasal dari Allah.

C.Inspirasi Bible dan Quran kepada kedua-dua nabi

Muhammad menyatakan bahwa dia menerima inspirasi melalui malaikat Jibril, roh yang setia. Beberapa kumpulan Tradisi (Hadits) menyebutkan bahwa setiap kali Muhammad mendapatkan inspirasi, Muhammad langsung menjadi seperti tidak sadar. Buku al-Rewaya menyebutkan bahwa dia berubah dari keadaan normal menjadi seperti dalam keadaan mabuk, bahkan hampir pingsan. Menurut ahli agama Islam dan kesaksian-kesaksian mereka, Allah tidak berbicara langsung kepada Muhammad tetapi melalui malaikat Jibril.

Sebaliknya, Allah tidak pernah mengirim malaikat Jibril kepada Al-Masih, dan Al-Masih tidak pernah menerima inspirasi melalui malaikat Jibril atau pun pihak ketiga. Al-Qur’an menyatakan bahwa Allah sendiri yang mengajarkan Al-Masih Al Kitab, kebijaksanaan, Taurat, dan Injil, sebelum Dia berinkarnasi: “Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al Kitab, Hikmah, Taurat dan Injil.” (Sura 3:48). Al-Masih tahu segala rahasia di atas surga dan di bumi, karena Allah memberitahu Dia segala sesuatu yang telah ditulis dalam Kitab Surgawi (al-Lauh al-Mahfudh), termasuk seluruh kitab Taurat, Zabur dan Injil.

d. Kuasa

 

 

 

-membangkitkan orang mati- Penting sekali bagi kita untuk benar-benar menangkap dan mengerti arti yang mendalam dari beberapa ayat Al-Qur’an yang menyatakan fakta yang tidak dapat dibantah bahwa Al-Masih berulang kali membangkitkan orang mati (Sura 3:49; Sura 5:110).

“(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: “Hai ‘Isa putra Maryam, ingatlah ni’mat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) diwaktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan ijin-Ku, kemudian kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan (ingatlah) di waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, … lalu orang-orang kafir diantara mereka berkata: ‘Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata’.” (Sura 5:110).

Betapa mengherankan! Al-Qur’an bersaksi berulang kali mengenai kerja sama antara Allah, Al-Masih dan Roh Kudus. Mereka bekerja sama dalam kesatuan yang sempurna, melakukan keajaiban-keajaiban dalam Al-Masih secara bersamaan. Para pengikut Al-Masih pun percaya dengan kerja sama yang dilakukan di antara Tritunggal yang Kudus. Perlu diingat bahawa, terdapat beda antara para Rasul dalam Bible dengan Muhammad…dimana para Rasul memberitakan bahawa Yesus kadangkala tidak perlu minta kuasa daripada Bapa(kadangkala minta juga) untuk melakukan mukjizat dan malah mengampunkan dosa orang(Mar 2:5, Luk 5:20)… tanpa merujuk dahulu kepada Bapa. Sebaliknya dalam Quran ianya hanya dengan SEIZIN ALLAH (Sura 3:49).

E. Terbesar –siapa yang terbesar?

Al-Masih sendiri tidak siap untuk menerima pertanyaan, Siapakah yang terbesar? Al-Masih merendahkan diri-Nya dan menyatakan bahwa Dia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan banyak orang. Dia berkata kepada para pengikut-Nya, “Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah menjadi hambamu” (Matius 20:26-27). Dia berjanji bahawa hanya orang yang lemah lembut akan memiliki bumi (Matius 5:5). Al-Masih tidak hanya berkhotbah, tetapi Dia juga menjalani kehidupan berdasarkan ajaran-ajaran-Nya. Walaupun Dia memiliki kekuatan yang luar biasa, Dia memilih untuk hidup sederhana, ditolak oleh manusia, dan akhirnya diremukkan oleh tangan-tangan jahat (Yesaya 53:1-3). Ketika Petrus mencuba bela Dia, Dia melarangnya, dan menyuruhnya untuk mengembalikan pedang ke sarungnya serta untuk tidak ikut campur dalam rencana Allah yang telah diputuskan jauh sebelumnya, yang menuntut kematian-Nya untuk keselamatan manusia (Yoh 18:11). Selanjutnya dalam tindakan Yesus yang harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.  Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: “Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.” (Mat 16:23). Ternyata bahawa sesiapapun tidak dapat melarang MISI dunia Yesus.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

<!–[if !vml]–><!–[endif]–> <!–[if !vml]–><!–[endif]–>

November 21, 2008 - Posted by | PORTAL ISLAM |

No comments yet.

Leave a comment